Iftitah Risalah Mujahidin Edisi 30: Risalah Mujahidin Bangkit

Cover-RM-edisi-30Risalah Mujahidin – ALHMDULILLAH, Risalah Mujahidin muncul lagi di hadapan pembaca, setelah mengalami tidur panjang selama 5,5 tahun, sejak majalah kita terbit terakhir, Muharam 1430 H/ Desember 2009 M.

Ada dua peristiwa penting menandai bangkitnya majalah kita ini. Pertama, tentu saja datangnya Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1436 H bertepatan dengan tanggal 24 Oktober 2014 M.

Untuk itu, bijaksana manakala kita introspeksi diri (muhasabah fardiah) atas masa-masa yang telah berlalu dalam kehidupan kita, dan harapan bagi masa depan.

Firman Allah Swt:

“Wahai orang-orang mukmin, taatlah kepada Allah. Hendaklah setiap orang menyiapkan diri untuk kehidupan akhiratnya. Taatlah kepada Allah. Allah Maha Mengetahui apa saja yang kalian lakukan. Janganlah kalian mengikuti orang-orang yang melupakan kewajiban mereka kepada Allah. Sebab pada hari kiamat kelak, Allah akan jadikan mereka lupa pada mereka sendiri. Orang-orang yang melupakan kewajiban mereka kepada Allah adalah orang-orang yang menyimpang dari agama Allah.” (Qs. Al-Hasyr, 59:18-19).

Kedua, Indonesia dipimpin Presiden dan Wapres baru, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Budiono.

Dalam Pidato pelantikannya, 20 Oktober 2014, Presiden Jokowi mengajak segenap elemen bangsa mulai dari tukang bakso, pedagang asongan, supir, akademisi hingga pejebat negara menyatukan hati dan tangan. “Saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong rotong. Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja,” kata Jokowi.

Sebagai Muslim, ajakan bekerja, bekerja dan gotong royong, harusnya disertai do’a. Karena itu, kita ingatkan agar presiden baru tidak melupakan Amanah Konstitusi UUD ’45 ps 29 ayat 1- 2. Tentang AGAMA yang berbunyi:

  • Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Presiden dan Wakil Presiden wajib melaksanakan Amanah Konstitusi ini, agar pemerintah tidak menumbuh suburkan manusia anti agama di Indonesia. Dan tidak membuat aturan yang bertentangan dengan ajaran agama.

“Siapa saja yang menaati Allah dan Rasul-Nya, takut akan siksa Allah di akhirat dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang benar-benar beruntung.” (Qs. An-Nur, 24:52)

SELAMAT TAHUN BARU
1 MUHARAM 1436 HIJRIYAH/ 24 OKTOBER 2014 M

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top