Oleh Ustadz Ahmad Isrofiel Mardlatillah
Risalah Mujahidin – Rezeki maknanya, pemberian dari Allah. Setiap mukmin tak perlu merasa takut diperlakukan zalim di akhirat, tak usah khawatir akan dikurangi pahalanya. Garansi Ilahiyah dalam firman-Nya:
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا (111) وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا (112)
“Pada hari kiamat, wajah-wajah manusia terlihat letih, merunduk di hadapan Tuhan Yang Mahahidup lagi Maha Pengatur. Sungguh celaka orang yang berbuat syirik sampai matinya. Karena itu, siapa saja yang beramal shalih atas dasar keimanan, dia tidak akan merasa takut diperlakukan zalim di akhirat dan dikurangi pahalanya.” (Qs. Thaahaa [20]: 111-112)
Pada edisi kali ini, ada enam kiat amal shalih yang mudah kita amalkan atas izin Allah Ta’ala. Siapa saja yang bisa meraihnya, sesungguhnya hal itu merupakan rezeki, pemberian dari Allah SWT untuknya.
Sesungguhnya syukur itu rezeki, sabar juga rezeki, taubat, istighfar, doa, dan infak, mendermakan harta yang dikaruniakan Allah, juga merupakan rezeki.
Perhatikanlah, tidak semua orang pandai bersyukur. Jika diri ini bisa mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan pada kita, maka sesungguhnya kita telah mendapatkan rezeki syukur.
Begitu juga halnya sabar, tidak semua orang mampu untuk bersabar atas segala yang menimpanya, bersabar atas segala ujian yang menerpa dirinya. Ketahuilah, jika dirimu bisa bersabar atas cobaan dan ujian yang menimpa, sungguh hal itu merupakan rezeki dari Allah Ta’ala.
Bertaubat, kembali kepada Allah ketika sedang ada masalah sudah lazim dilakukan siapa pun juga. Tetapi bertaubat tanpa ada sebab apa-apa kecuali hanya untuk menggapai ridha-Nya merupakan sesuatu yang luar biasa. Allah terima siapa pun yang datang mengetuk pintu rumah-Nya, Allah tak mungkin menolak hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya taubat juga merupakan rezeki dari Allah untuk hamba-Nya.
Manusia tak pernah lepas dari melakukan dosa ataupun kesalahan. Istighfar pun menjadi solusi untuk siapa pun yang ingin meminta ampunan dari Rabbnya, Allah SWT. Istighfar, tidak semua orang mampu untuk konsisten memperbanyak istighfar setiap harinya, tetapi ketika kita mau beristighfar, ketahuilah bahwa hal itu merupakan rezeki yang Allah beri untuk kita.
Demikian pula doa, banyak sekali manusia yang tidak pandai berdoa, tidak tahu apa yang ingin diminta dari Sang Pencipta alam semesta, bingung, mau minta apa ya? Jika dirimu pandai berdoa, suka meminta pada-Nya, senang mengadukan segala hal kepada-Nya, ketahuilah bahwa hal itu merupakan rezeki dari Allah Ta’ala.
Ketika kita mendermakan sebagian harta demi meraih ridha dan cinta Allah Ta’ala, ketahuilah hal itu adalah rezeki yang engkau dapat dari Dia, Allah Ta’ala. Lihatlah sekitarmu, banyak orang yang memiliki harta lebih banyak darimu, lebih kaya, lebih dan lebih. Tapi sangat sulit untuk mengeluarkannya, memberikannya pada orang yang membutuhkan. Untuk dirinya saja tidak cukup, apalagi untuk orang lain yang tidak ada hubungan apa-apa dengannya.
Enam Rezeki
Tercantum dalam kitab Tafsir Bahrul ‘Ulum karya As-Samarqandi (2/236), Abu Hurairah RA pernah berkata: Siapa saja yang diberi rezeki enam hal, dia tidak akan terhalangi dari mendapatkan enam hal.
Pertama, siapa yang diberi rezeki syukur, dia tak terhalang untuk mendapat nikmat dan rahmat tambahan dari Allah Ta’ala.
… لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ … (7)
“… Jika kalian bersyukur, sungguh Aku akan menambah rahmat kepada kalian…” (Qs. Ibrahim [14]: 7)
Kedua, siapa yang diberi rezeki sabar, dia tak terhalang untuk mendapat pahala.
… إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ (10)
“… Sungguh orang-orang yang bersabar menghadapi penindasan kaum kafir kelak akan diberi pahala yang sempurna tanpa batas di akhirat.” (Qs. Az-Zumar [39]: 10)
Ketiga, siapa yang diberi rezeki bertaubat, dia tak terhalang untuk diterima oleh Allah Ta’ala.
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ … (25)
“Allah Maha Menerima taubat para hamba-Nya…” (Qs. Asy-Syura [42]: 25)
Keempat, siapa yang diberi rezeki beristighar (memohon ampun), dia tak terhalang untuk mendapat ampunan Allah Ta’ala.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10)
“Hendaklah kalian mohon ampun kepada Tuhan kalian dari kekafiran dan dosa-dosa kalian. Tuhan kalian itu senantiasa Maha Pengampun.” (Qs. Nuh [71]: 10)
Kelima, siapa yang diberi rezeki pandai berdoa, dia tak terhalang untuk dikabulkan doa-doanya.
… ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ … (60)
“Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permintaan kalian…” (Qs. Ghaafir [40]: 60)
Keenam, siapa yang diberi rezeki suka berderma, dia tak terhalang untuk mendapat gantinya yang lebih baik dari Allah Ta’ala.
… وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ … (39)
“… Harta apa pun yang kamu dermakan, pasti Allah akan memberikan gantinya di dunia dan di akhirat…” (Qs. Saba` [34]: 39)
Maka, agar wajah tak terlihat letih kelak di hadapan Allah, mari kita jauhi syirik dan perbanyak amal shalih saat kita di dunia. Siapa saja yang beramal shalih atas dasar keimanan, dia tidak akan merasa takut diperlakukan zalim di akhirat dan dikurangi pahalanya.
Saatnya sekarang, di bulan Ramadhan 1436 H ini kita syukur, sabar, taubat, istighfar, doa dan infak (mendermakan harta). Semua amal shalih itu bisa kita lakukan dengan mudah atas izin Allah Ta’ala. Mulailah, tunggu apa lagi? []