Risalah Mujahidin – Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw telah menjadi tradisi nasional, yang diselenggarakan setiap tahun oleh pemerintah. Tahun ini, resepsi seremonial maulid Nabi Saw, 12 Rabi’ul Ula 1436 H bertepatan dengan 3 Januari 2015 M, diperingati dua kali oleh Presiden Joko Widodo.
Pertama, peringatan Maulid Nabi Saw di Istana Negara. Pada Jumat (2/1/2015) malam, Presiden menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Istana Negara. Dalam acara peringatan Maulid Nabi di Istana, Kepala Negara mengajak umat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya supaya meneladani gaya hidup Nabi Muhammad Saw.
“Umat Islam Indonesia seharusnya meneladani sifat-sifat dari Nabi Muhammad Saw. Jika bisa meneladani Nabi Muhammad Saw dalam gaya hidup sehari-hari, pikiran, ucapan dan semua tindakan beliau, maka Indonesia bisa menjadi negara yang besar, makmur dan sejahtera,” kata Presiden Jokowi.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, lanjut Jokowi, harus lebih dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan peran umat Islam, menuju Islam yang mengedepankan nilai-nilai keadilan, keberadaban dan toleransi dengan sesama.
“Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw harus lebih kita maknai sebagai upaya untuk meningkatkan peran umat Islam menuju Islam yang rahmatan lil alamin, atau Islam yang memberi rahmat bagi semesta alam,” tutur Jokowi.
Untuk itulah, tambah Jokowi, umat Islam perlu membangun tatanan peradaban Islam yang peduli. Tatanan peradaban Islam yang menebarkan perdamaian. Tatanan peradaban Islam yang menebarkan keadilan dan toleransi.
Dalam acara yang dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla itu, Presiden Jokowi juga menyinggung terjadinya dua musibah besar di penghujung 2014, yaitu bencana longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah dan insiden jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.
Jokowi mengajak masyarakat Indonesia agar di awal tahun ini mendo’akan warga korban bencana maupun musibah. “Secara khusus, marilah kita mendo’akan saudara-saudara kita yang meninggalkan kita, baik yang tertimpa musibah maupun yang tertimpa bencana. Semoga saudara-saudara kita yang wafat yang meninggal diterima amal ibadahnya dan diampuni segala khilaf dan salahnya. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” kata Jokowi mengimbau masyarakat.
Presiden juga mengingatkan masyarakat untuk bisa menahan amarah seperti yang dilakukan Nabi Muhammad. Sekarang ini, menurut Jokowi, pertikaian antarwarga banyak terjadi.
“Saya lihat sekarang ini jika ada warga kampung menghina kampung yang lain, apa yang terjadi, tawuran. Di sebelah sana itu, di Manggarai. Ada yang lewat sedikit saja, tawuran. Baru melotot sedikit, enggak melotot banyak, berantem. Ini bukan contoh yang dilakukan Nabi,” tutur dia.
Jika masyarakat bisa meneladani Nabi Muhammad, lanjut Jokowi, kemungkinan besar tidak terjadi tawuran, perkelahian, atau demonstrasi yang diwarnai anarkistis seperti yang selama ini terjadi.
“Tidak akan ada yang namanya tawuran, berantem, berkelahi, tidak ada demo dengan melempar lempar, tidak ada. Itu bukan ajaran nabi. Difitnah, dibalas dengan didoakan,” tutur dia.
Presiden Joko Widodo menegaskan dengan meneladani sifat Nabi Muhammad Saw maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
Presiden mengatakan sebagaimana tercatat dalam sejarah, Nabi Muhammad Saw diutus ke tengah masyarakat, bukan masyarakat modern tapi masyarakat yang kering dengan nilai-nilai peradaban.
Kedua, peringatan Maulid Nabi Saw di Monas. Acara ini digelar oleh Majelis Rasulullah, sebuah majelis dzikir yang bidani oleh Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa. Ribuan umat Muslim yang sebagian besar anggota Majelis Rasulullah menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1436 H di Silang Monas, Jakarta.
Mayoritas warga yang hadir mengenakan pakaian putih pada acara yang dihadiri oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Sebagian dari masyarakat yang hadir juga mengenakan jaket hitam bertuliskan “Majelis Rasulullah” di bagian punggung.
Dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Monumen Nasional, Sabtu (3/1/2015), Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara spesifik menasehati umat Muslim untuk menghormati penganut agama lain. Ia pun mengingatkan umat Muslim untuk memperbaiki akhlak dengan mencontoh Nabi Muhammad Saw.
“Bersikap baik, bukan hanya kepada sesama umat Islam, melainkan juga harus dengan pemeluk agama lain. Di Indonesia banyak pemeluk agama lain yang harus dihormati. Nabi mengajarkan kita untuk memupuk ukhuwah Islamiyah, tetapi juga ukhuwah insaniah,” kata Jokowi.
“Nabi juga mengajarkan kita untuk mempunyai kasih sayang kepada semuanya, semua makhluk, juga kepada yang nonmuslim, beliau contohkan, itulah keseharian yang harus kita contoh karena di Indonesia juga sama. Ada yang Muslim tapi ada yang Hindu, Katolik, Kristen, dan Budha, inilah warna warni Indonesia yang diberikan Allah Swt kepada kita,” kata Presiden di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu.
Jokowi sempat mengikuti zikir bersama dengan warga yang hadir di Monas pagi harinya. Menurut Jokowi, menjadi manusia berakhlak yang baik sulit dilakukan pada saat ini.
“Terus menerus kita coba dengan kesabaran. Saya yakin semuanya itu bisa dilanjutkan, karena muara dari semua perbuatan manusia adalah akhlak yang baik. Tidak mudah melakukan itu di zaman sekarang,” pungkas Jokowi.